Beberapa ahli meyakini bahwa Perang Dunia III (PD3) sebenarnya telah dimulai, tetapi tidak dalam bentuk konflik bersenjata terbuka seperti Perang Dunia II. Menurut Dmitry Trenin, seorang peneliti Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional Rusia, fase pra perang global dimulai pada tahun 2014 untuk Rusia, 2017 untuk China, dan 2023 untuk Iran. Konflik saat ini melibatkan sabotase ekonomi, agitasi sosial, dan destabilisasi internal dalam negara-negara yang bermusuhan.
Trenin juga menyoroti keterlibatan negara-negara NATO, seperti Inggris dan Prancis, dalam serangan terhadap Rusia dengan mendukung Ukraina. Dia berpendapat bahwa Barat takut dengan kebangkitan Rusia dan China karena dianggap sebagai ancaman bagi dominasi Barat. Trenin mendorong Rusia untuk tidak lagi bersikap defensif, melainkan melakukan mobilisasi nasional yang cerdas, memperkuat sektor-sektor strategis, dan memanfaatkan kerapuhan dalam kesatuan Uni Eropa sebagai celah taktis.
Meskipun kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dapat memberi sedikit kelonggaran pada tekanan AS terhadap Rusia, kebijakan luar negeri AS tetap konfrontatif. Trenin bahkan menyatakan kemungkinan serangan preemptif, termasuk penggunaan senjata nuklir, jika diperlukan. Menurutnya, kemenangan dalam konflik ini bukanlah soal pendudukan wilayah, melainkan kemampuan menggagalkan rencana musuh. Dia menegaskan bahwa perang saat ini melibatkan seluruh aspek, mulai dari militer hingga narasi informasi, dan menekankan perlunya tindakan berani dan strategis dalam menghadapi situasi ini.
