Bahasa lokal di berbagai belahan dunia saat ini tengah menghadapi ancaman kepunahan, namun ada harapan baru yang muncul melalui penggunaan teknologi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya satu bahasa lokal punah setiap dua minggu, dan diperkirakan separuh dari bahasa di dunia akan lenyap pada tahun 2100. Melihat kondisi ini, generasi muda mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan robotika untuk menghidupkan kembali bahasa asli komunitas mereka.
Salah satu contoh pelopor dalam upaya melestarikan bahasa lokal adalah Danielle Boyer, yang berasal dari komunitas Anishinaabe di Michigan, Amerika Serikat. Boyer menciptakan robot pengajar bahasa yang dinamakan SkoBot. Menurutnya, di komunitasnya, perubahan bahasa antar-generasi terjadi dengan sangat cepat. Banyak kakek-nenek menggunakan bahasa Anishinaabemowin, namun orang tua mereka hanya dapat berbicara sedikit, dan generasi saat ini bahkan semakin sedikit menggunakan bahasa tersebut. Inisiatif seperti proyek Boyer menjadi bagian dari upaya besar untuk menjaga kelestarian bahasa lokal dengan bantuan teknologi.