More

    Risiko Tuberkulosis dalam Disrupsi Ekonomi: Kolaborasi lintas sektor kunci pengendaliannya

    Di tengah disrupsi ekonomi, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan seperti diagnosis dan pengobatan penyakit tuberkulosis (TB) dapat terganggu. Keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan TB dapat meningkatkan risiko penularan dan kematian akibat penyakit ini. Menurut Kepala Organisasi Riset Kesehatan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indi Dharmayanti, Indonesia masih menghadapi beban besar dari penyakit menular, termasuk TB yang menjadi penyebab kematian tertinggi karena penyakit menular di negara tersebut. Data dari Global Tuberculosis Report yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia merupakan yang kedua tertinggi di dunia dalam jumlah kasus TB, dengan lebih dari 999 ribu kasus diperkirakan terjadi pada tahun 2022. Untuk menjaga keberlanjutan program pengendalian penyakit, BRIN melihat bahwa riset, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan. Integrasi antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan praktik di lapangan dianggap kunci dalam memastikan pencapaian kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga mencatat peningkatan kasus TB dari tahun ke tahun, yang menegaskan pentingnya upaya bersama dalam pengendalian penyakit yang bernilai nyawa ini.

    Source link

    Berita Terbaru

    Related articles