Standard Chartered, bank asal Inggris, memperkirakan harga Bitcoin (BTC) akan mencapai USD 200.000 atau sekitar Rp 3,3 miliar pada akhir tahun 2025. Prediksi ini disampaikan oleh Geoffrey Kendrick, kepala peneliti aset digital di Standard Chartered, dalam sebuah laporan studi yang dikirimkan kepada klien bank tersebut. Kendrick menyebutkan bahwa investor cenderung beralih ke aset non-AS seperti Bitcoin karena kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa harga Bitcoin diperkirakan akan meningkat karena investor kaya yang memegang lebih dari 1.000 BTC, atau yang akrab disebut “whales,” terus mengakumulasi lebih banyak Bitcoin. Selain itu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas juga mulai kehilangan daya saingnya terhadap ETF Bitcoin.
Kendrick dan timnya memperkirakan bahwa dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, harga Bitcoin akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sekitar USD 120.000 pada kuartal kedua tahun 2025, dan pada akhirnya mencapai USD 200.000 pada akhir tahun. Alex Obchakevich dari Obchakevich Research juga menekankan bahwa sebagian besar pertumbuhan Bitcoin berasal dari modal institusional baru, sementara sisanya merupakan redistribusi aset kripto.
Obchakevich juga menyoroti peran ETF dalam mendukung kenaikan harga Bitcoin. Dia menjelaskan bahwa ETF Bitcoin menjadi penggerak utama tren bullish, meskipun dengan koreksi volatilitas yang kecil. Dengan berbagai faktor tersebut, para ahli memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan terus meningkat menuju akhir tahun 2025.
