More

    “Pembukaan Penyeberangan Rafah: Harapan untuk Perdamaian”

    Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, merengkuh pembebasan sandera. Gencatan senjata ini akan berlangsung selama enam minggu dengan penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, membuka pintu perbatasan Gaza dengan Mesir di wilayah Rafah. Rencananya, penyeberangan Rafah akan dibuka tujuh hari setelah kesepakatan ini diberlakukan, memungkinkan keluarnya pasien dan warga Palestina yang terluka dengan kapasitas maksimal 50 orang per hari. Mekanisme teknis pembukaan penyeberangan ini didesain untuk membantu pasien dan warga Palestina yang mengungsi di luar negeri setelah gencatan senjata. Penyeberangan ini akan diawasi oleh Uni Eropa dengan melibatkan tiga anggota Otoritas Palestina dan tujuh anggota misi Eropa. Pembukaan penyeberangan Rafah diharapkan memastikan pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan di luar Gaza, mengingat fasilitas kesehatan di dalam wilayah tersebut sangat terbatas karena blokade yang berkepanjangan. Proses pemulangan warga Palestina yang terdampar di Mesir ke Gaza hanya dapat dilakukan setelah Israel menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia. Israel memiliki hak untuk menyetujui atau menolak pemulangan individu tertentu, dan proses ini harus melalui persetujuan bersama antara Israel, Otoritas Palestina, dan Uni Eropa. Langkah-langkah ini dirancang untuk memastikan kelancaran proses tanpa gangguan dari pihak mana pun, meskipun tidak dianggap sebagai mekanisme ideal, tetapi penting untuk menjaga jalannya proses kemanusiaan. Tim Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang berada di Kairo, Mesir, mengonfirmasi bahwa bantuan sebanyak 32 ton tepung dari masyarakat Indonesia telah didistribusikan kepada warga di Jalur Gaza.

    Berita Terbaru

    Related articles