Home Kesehatan Meningkatkan Konsumsi Buah saat Usia Paruh Baya dapat Mengurangi Risiko Depresi saat...

Meningkatkan Konsumsi Buah saat Usia Paruh Baya dapat Mengurangi Risiko Depresi saat Lanjut Usia

Studi Journal of Nutrition, Health and Aging dimulai dengan data sejak tahun 1993–1998. Pada periode ini, 13.738 orang dewasa di Singapura diminta menjawab pertanyaan rinci mengenai konsumsi buah dan sayur. Usia dasar mereka adalah 52,4 tahun. Lebih dari dua dekade kemudian, dalam wawancara lanjutan pada periode 2014-2016, ketika peserta memiliki usia rata-rata 72,5 tahun, mereka dievaluasi menggunakan Skala Depresi Geriatri, sebuah alat skrining klinis yang digunakan di banyak negara untuk mengidentifikasi depresi pada orang lanjut usia.

Semakin banyak subjek yang makan buah-buahan pada kuesioner tahun 1990an, semakin rendah kemungkinan mereka mengalami depresi sekitar 20 tahun kemudian. Hubungan antara buah-buahan dan kesehatan mental yang lebih baik juga tidak kecil. Koh menyatakan dalam siaran pers sebelumnya bahwa peserta yang mengonsumsi setidaknya tiga porsi buah-buahan sehari, dibandingkan dengan mereka yang kurang dari satu porsi sehari, mampu mengurangi kemungkinan depresi terkait penuaan setidaknya 21%.

Buah-buahan yang dimaksud adalah 14 pilihan spesifik yang biasa disantap di Singapura. Diantaranya, jeruk, jeruk keprok, pepaya, pisang, dan semangka secara khusus dikaitkan dengan penurunan kemungkinan depresi.

Menurut Julie Pace, RDN, pakar nutrisi fungsional dan pemilik Core Nutrition Health and Wellness, hal ini mungkin memengaruhi seberapa baik kesimpulan penelitian tersebut dapat diterapkan pada populasi lain. “Buah-buahan dan sayuran yang diteliti mungkin berbeda dari yang biasanya dikonsumsi dalam pola makan orang Barat, sehingga dapat membatasi penerapan temuan ini pada orang Amerika,” katanya kepada Health.

Keterbatasan potensial lainnya yang ia catat adalah fakta bahwa penelitian ini dilakukan hanya pada warga dewasa Singapura keturunan Tionghoa. Penelitian menunjukkan bahwa fenotipe dan lingkungan genetik yang berbeda dapat berdampak pada berbagai ukuran kesehatan.

Source link

Exit mobile version