Home Kesehatan IDAI Membantah Adanya Lonjakan Kasus Gagal Ginjal pada Anak di Indonesia.

IDAI Membantah Adanya Lonjakan Kasus Gagal Ginjal pada Anak di Indonesia.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) menyatakan bahwa tidak ada laporan mengenai peningkatan kasus gagal ginjal di Indonesia. Hal ini disampaikannya setelah ramainya isu di media sosial mengenai banyak anak kecil yang menjalani cuci darah di RS Cipto Mangkunkusumo (RSCM) Jakarta.

“Tidak ada lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan secara nasional seperti tahun lalu, di mana terjadi kasus keracunan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG),” kata Piprim dalam rekaman video yang diterima oleh Health Liputan6.com.

Pada tahun 2022-2023, terdapat ratusan anak yang keracunan obat sirup yang mengandung EG dan DEG. Data per 5 Februari 2023 menunjukkan adanya 326 kasus gagal ginjal anak atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Piprim juga menjelaskan mengenai berita tentang ‘banyak anak kecil cuci darah di RSCM’. Faktanya, terdapat unit khusus di RSCM yang menangani cuci darah pada anak, sehingga pasiennya memang terdiri dari anak-anak.

“Dalam RSCM terdapat unit dialisis khusus anak, karena belum tersedia di rumah sakit lain, maka isi unit tersebut memang anak-anak yang mengalami gangguan ginjal terminal,” jelas Piprim dalam video yang diterima oleh Liputan6.com pada Kamis, 25 Juli 2024.

Dokter spesialis anak konsultan nefrologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Eka Laksmi Hidayati juga mengungkapkan kekagetannya ketika mendengar berita tentang banyak anak yang menjalani cuci darah di RS tempatnya bekerja.

“Ikut terkejut karena tiba-tiba muncul berita tersebut, padahal kami di rumah sakit tidak mengalami lonjakan yang signifikan. Namun jika dilihat dari jumlah pasien, ternyata cukup banyak,” kata Eka dalam live Instagram resmi RSCM.

Saat ini, terdapat sekitar 60 anak yang menjalani terapi dialisis secara rutin di RSCM, di mana 30 di antaranya menjalani hemodialisis atau cuci darah. Banyak anak yang menjalani dialisis di RSCM karena rumah sakit tersebut merupakan rujukan pasien, bahkan dari luar Pulau Jawa.

“Karena kami menerima rujukan pasien dari berbagai daerah, hal ini menyebabkan peningkatan jumlah pasien yang menjalani dialisis. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan sedang bekerja untuk memperluas pelayanan terhadap masalah ginjal pada anak-anak,” kata Eka yang dikutip oleh Antara.

Source link

Exit mobile version