Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak media asing yang menyoroti pemilihan presiden (pilpres) RI. Mulai dari media Amerika Serikat (AS), Jepang, Korsel, hingga Singapura dan China.
Media AS, Associate Press (AP) misalnya memuat judul “Indonesia opens the campaign for its presidential election in February”. Dengan menggunakan koresponden lokal media itu memuat bagaimana para calon presiden (capres) yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga Ganjar Pranowo melakukan kampanye yang telah dimulai Selasa lalu.
“Para kandidat membuka kampanye mereka pada hari Selasa untuk pemilihan presiden Indonesia, yang akan menjadi pertarungan tiga arah antara mantan jenderal pasukan khusus yang kalah dua kali sebelumnya dan dua mantan gubernur,” tulis media itu dikutip Jumat (1/11/2023).
“Ketiga calon presiden telah bersumpah untuk melakukan pemilihan umum secara damai pada hari Senin karena meningkatnya kekhawatiran bahwa persaingan mereka dapat mempertajam perpecahan agama dan etnis di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia,” tambahnya.
Hal yang sama juga dimuat media Jepang, NHK. Artikel online yang disertai video itu menyematkan judul “Indonesia’s presidential election campaign kicks off”.
“Kampanye pemilihan presiden Indonesia telah dimulai. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia ini dijamin akan mendapat pemimpin baru setelah 10 tahun pemerintahan dipimpin Joko Widodo,” ujarnya menulis nama lengkap Presiden Jokowi.
“Para pemilih akan menuju ke kotak suara pada bulan Februari. Joko dilarang mencalonkan diri lagi berdasarkan konstitusi,” muatnya.
Namun ada yang menarik, media ini menulis bagaimana salah satu calon menggusung anak Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres). Disebutkan bagaimana Gibran Rakabuming Raka ditunjuk Prabowo sebagai wakilnya di Pemilu 2024.
“Salah satu calon wakil presiden pun turut menyita perhatian, putra sulung Joko, Gibran Rakabuming Raka. Pria berusia 36 tahun ini adalah pasangan calon wakil presiden Prabowo Subianto,” tambahnya.
Di sisi lain, media Korea Selatan (Korsel) SBS, juga memuat soal pilpres RI. Laman bahasa Inggrisnya memuat artikel dan podcast dengan judul “2024 Indonesian election: The updates you need to know and what you need to do”.
“Apakah Anda mempunyai hak pilih pada pemilu Indonesia 2024 Februari mendatang? Pastikan Anda mendapatkan informasi terkini tentang penerapannya dan juga apa yang perlu Anda lakukan,” tulisnya.
Dimuat pula bagaimana warga RI di luar negeri akan menggunakan suaranya. Salah satunya di Australia.
“Berbincang dengan Ketua PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) wilayah NSW, SA dan Queensland, Julie Umboh, mengenai informasi terkini persiapan pelaksanaannya di Australia dan apa yang perlu dilakukan,” tulisnya.
“Setiap pemilih wajib memeriksa DPT online,” kutipnya merujuk pernyataan Ketua PPN Sydney.
Media Hong Kong, otonomi khusus China, juga memberi tulisan khusus soal pilpres. Ini terkait bagaimana saat ini, survei menunjukan salah satu capres, yakni Prabowo memimpin.
“Prabowo Subianto unggul dalam jajak pendapat setelah memenangkan hati generasi muda Indonesia dengan kampanye media sosial ‘menggemaskan’,” ujarnya dalam artikel berjudul “Indonesia election 2024: as Prabowo dances his way up the polls, can he keep in the groove until voting day?”.
Di sisi lain, media Singapura Strait Times dalam artikel dengan judul “Indonesian presidential candidate Anies rejects new capital Nusantara plan, citing new inequality” menyoroti Anies Baswedan. Ini terkait kritiknya atas Ibu Kota Negara (IKN).
“Kandidat presiden Indonesia Anies Baswedan menolak gagasan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, dengan mengatakan hal itu akan menciptakan ketimpangan baru di berbagai daerah,” tulis media itu.
Media itu pun menulis solusi lain Anies. Menurut mantan Gubernur Jakarta itu, yang dibutuhkan pemerataan pertumbuhan.
“Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan pertumbuhan, dimana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi,” kutipnya memuat ucapan Anies.
“Ini visi kami dan kami semua sedang menyiapkan struktur program untuk bisa mendorong desa berkembang, kota kecil menjadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh Indonesia,” tambahnya.
“Jangan sampai kita hanya membangun di satu lokasi, malah menimbulkan ketimpangan baru.”
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Asing Sorot Pilpres RI, Bukan Anies-Prabowo-Ganjar Tapi…
(sef/sef)