Sebelum bergabung dengan Koalisi Perubahan dan berpasangan dengan Anies Baswedan, Cak Imin bersama PKB lebih dulu tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
PKB meninggalkan koalisi yang digawangi Partai Gerindra, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN), setelah Cak Imin dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.
Deklarasi Anies-Muhaimin digelar di Ruang Andika, Hotel Majapahit, Surabaya, Sabtu (2/9/2023). PKB pun masuk di dalam Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Anies-Muhaimin pun resmi menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dengan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari pertama pendaftaran, Kamis (19/10/2023).
Cak Imin: Saya dengan Prabowo Buminya Bagus, Tapi Langitnya Gelap
Cak Imin mengaku sempat melakukan refleksi sebelum memutuskan berpasangan dengan Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Cak Imin menilai apabila tetap bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, langit terlihat gelap, meski buminya terang. Padahal, kata Cak Imin, PKB memiliki tugas untuk menyambungkan berita langit dan bumi.
“Langitnya baik, kok buminya Enggak baik? Berita bumi baik, lho langitnya kok Enggak baik? Ini ternyata AMIN (Anies-Cak Imin) ini, langitnya baik, buminya baik,” ujar Cak Imin pada acara relawan AMIN di Jakarta Selatan, Sabtu (23/9/2023).
Menurut Cak Imin, para kiai yang ia temui selalu berpesan agar dirinya berpasangan dengan Anies.
“Saya ketemu, perintah kiai sejak tahun 2021, diperintah kiai di Mekkah tahun lalu, diperintah kiai di Jawa Tengah, tapi kita anggap itu inventaris langit karena kita lihat di buminya kok belum ada tanda-tanda gitu. Langitnya terang, buminya gelap,” ungkap Cak Imin.
“Nah saya dengan Pak Prabowo juga gitu, buminya bagus, tapi langitnya gelap. Kira-kira begitu,” sambungnya.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com