Surabaya – Kesedihan masih terlihat jelas di wajah Nurul Afini (49 tahun), seorang warga Perumahan Sinar Amerta Medayu Selatan, Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur. Ia sedang berduka karena putrinya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diyanah (23 tahun), meninggal dunia dalam keadaan hamil setelah dibunuh oleh mertuanya sendiri, Khoiri (53 tahun), di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
Nurul semakin sedih karena beberapa jam sebelum putrinya meninggal dunia, mereka sempat berkomunikasi melalui video call melalui aplikasi WhatsApp. Saat itu, putrinya menceritakan bahwa kartu keluarga yang mereka urus sudah selesai, sehingga mereka sudah memiliki kartu keluarga bersama suaminya dan secara resmi menjadi penduduk Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan.
Nurul tidak menyangka bahwa itu akan menjadi komunikasi terakhirnya dengan putrinya. Setelah mendengar kabar bahwa putrinya ditemukan dalam keadaan terluka parah, Nurul dan keluarga segera pergi ke Puskesmas Purwodadi. Ketika mereka tiba di sana, putrinya sudah meninggal dunia.
Nurul mengaku melihat jenazah putrinya. Ada luka parah di leher dan perutnya. Ia mendesak agar pelaku, yang tak lain adalah mertuanya sendiri, dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Fitri ditemukan tewas di kamarnya di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Selasa, 31 Oktober 2023, sore. Ternyata, korban dibunuh oleh mertuanya sendiri, Khoiri, dengan cara memotong lehernya. Khoiri sudah ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan di Polres Pasuruan.
Orang pertama yang menemukan korban adalah suaminya, Sueb. Saat itu, Sueb baru pulang dari kerja tapi pintu rumah tidak bisa dibuka. Sueb kemudian membuka paksa pintu dan melihat istrinya tergeletak dalam genangan darah. Sueb berteriak dan warga segera datang. Tak lama kemudian, Khoiri ditangkap.
Halaman Selanjutnya