Indonesia dihadapkan dengan masalah serius akibat meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini 21 provinsi sudah masuk kategori aging population dengan proporsi lansia di atas 10 persen. Tren ini diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2050. Perubahan demografi ini perlu diantisipasi sejak sekarang untuk mempersiapkan berbagai tantangan yang akan muncul.
Data juga menunjukkan bahwa hipertensi menjadi penyakit yang paling dominan pada lansia, dengan prevalensi mencapai 63,5 persen. Diikuti oleh kurangnya aktivitas fisik yang mencapai 47,9 persen pada kelompok usia 65 hingga 69 tahun. Masalah obesitas, diabetes melitus, dan kesehatan jiwa juga turut membebani lansia. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pentingnya intervensi promotif dan preventif agar lansia tetap produktif dan mandiri.
“Jika persiapan untuk menghadapi hal ini tidak dilakukan, keluarga dan negara akan mengalami beban ganda, baik dari segi kesehatan maupun sosial,” kata Ari. Dengan demikian, diperlukan langkah-langkah konkret untuk menghadapi bonus demografi ini dan menjamin kesejahteraan lansia di masa yang akan datang.
