Marah terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan, seperti yang diungkapkan oleh American Psychological Association (APA). Seorang psikolog klinis, Raymond Chip Tafrate, menjelaskan bahwa marah dapat memicu respons fight, flight, or freeze yang menghasilkan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hal ini dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, serta mempersiapkan tubuh untuk bertarung atau melarikan diri.
Menurut Everyday Health, pemicu marah seringkali bukanlah situasi yang benar-benar membahayakan, melainkan hal-hal sepele seperti kemacetan, email yang tidak menyenangkan, atau perilaku anak yang rewel. Pelepasan hormon stres secara berulang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk waspada terhadap lima dampak marah terhadap tubuh, seperti yang perlu diwaspadai.