Dengan bantuan teknologi AI, Menteri Ekraf Teuku Riefky yakin bahwa AI dapat mempercepat produksi, mengoptimalkan pemasaran, dan membuka akses pasar global. Namun, ia menegaskan bahwa kreativitas manusia tetap harus menjadi fokus utama dalam ekosistem kreatif, dengan AI berperan sebagai kolaborator dan bukan pengganti kreator.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terkait hak cipta dan literasi digital. Meskipun AI menawarkan peluang besar, Riefky menekankan perlunya perlindungan terhadap hak cipta terutama dalam karya kreatif seperti desain, fotografi, dan animasi. Regulasi yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatur penggunaan karya sebagai data latih untuk AI.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Kementerian Ekonomi Kreatif dan Ekraf (Kemenekraf) menyusun kerangka strategis agar pengembangan AI dapat berjalan seiring dengan perlindungan hak cipta. Fokus utamanya meliputi riset, inovasi, perlindungan kekayaan intelektual, peningkatan literasi digital, dan dukungan untuk startup AI lokal. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penggunaan AI dalam industri kreatif Indonesia dapat memberikan manfaat yang optimal tanpa mengorbankan hak cipta pencipta karya.
