Pemerintah sedang meningkatkan langkah-langkah pencegahan terhadap kasus bunuh diri dengan melibatkan lebih banyak tenaga pendamping non-medis. Melalui program “teman curhat” atau first aider, masyarakat dilatih untuk menjadi pendengar serta detektor dini bagi individu yang berisiko mengalami depresi atau berpikir untuk bunuh diri.
Dr. Imran Prambudi, Direktur Pelayanan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, menegaskan bahwa target pemerintah hingga tahun 2029 adalah berhasil membentuk 10 juta first aider. Untuk tahun ini sendiri, target awal sekitar 600 ribu orang akan dibentuk sebagai first aider. Perannya bukan menggantikan psikolog atau psikiater, melainkan memberikan bantuan awal sehingga masyarakat bisa lebih cepat mendapatkan pertolongan.
Imran menekankan bahwa first aider akan menjadi jembatan pertama untuk individu yang membutuhkan pendampingan, agar mereka bisa mendapatkan akses bantuan kesehatan secara lebih cepat. Mereka bukan konselor, namun lebih sebagai teman curhat yang siap mendengarkan dan mengarahkan ke profesional kesehatan jika diperlukan. Tujuan keberadaan relawan ini adalah untuk mengurangi angka depresi yang bisa berujung pada kasus bunuh diri.
Menurut Imran, hanya dengan mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berbicara, pikiran mereka bisa menjadi lebih jelas dan terbuka. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan untuk mengatasi masalah depresi dan pemikiran bunuh diri.