Amerika Serikat telah melancarkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal pengangkut narkoba yang berangkat dari Venezuela dan dioperasikan oleh geng kriminal internasional Tren de Aragua. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa 11 orang tewas dalam operasi yang dilakukan di perairan internasional Karibia selatan. Serangan ini terjadi ketika para teroris berada di laut, di perairan internasional, saat mereka mengangkut narkotika ilegal menuju Amerika Serikat. Tidak ada pasukan AS yang terluka dalam serangan ini. Menteri Luar Negeri Marco Rubio menegaskan bahwa kapal tersebut dioperasikan oleh organisasi yang telah ditetapkan sebagai “narco-terrorist” dan menyebut operasi itu sebagai serangan mematikan.
Langkah ini muncul setelah Washington beberapa waktu lalu mengumumkan rencana memperkuat kehadiran maritimnya di sekitar perairan Venezuela untuk memerangi ancaman kartel narkoba Amerika Latin. Pemerintah Venezuela merespons dengan meningkatkan pengerahan pasukan di sepanjang garis pantai dan perbatasan dengan Kolombia, bahkan Presiden Nicolas Maduro mengajak warga untuk bergabung dalam milisi sipil. Maduro juga memperingatkan bahwa ia akan “secara konstitusional mendeklarasikan republik bersenjata” jika negaranya diserang oleh pasukan AS yang kini dikerahkan ke Karibia.
Dalam laporan UN World Drug Report terbaru, beberapa negara Amerika Selatan melaporkan peningkatan penyitaan kokain dibanding tahun sebelumnya. Namun, laporan itu tidak menempatkan Venezuela pada peran dominan seperti yang digambarkan oleh Gedung Putih dalam beberapa bulan terakhir. Maduro berkali-kali mengutip laporan PBB yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% kokain yang diproduksi di Kolombia dialirkan melalui Venezuela, sedangkan Bolivia dan Kolombia adalah produsen kokain terbesar di dunia.