Pentingnya Pengelolaan Batu Bara dengan Hati-hati Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengingatkan tentang pentingnya pengelolaan batu bara di Indonesia dengan hati-hati. Selain mengutamakan keuntungan, para pengusaha juga harus memperhatikan kelangsungan pasokan energi untuk generasi mendatang. Indonesia merupakan salah satu penghasil utama batu bara thermal untuk kebutuhan pembangkit listrik global, tetapi seringkali sulit mengikuti fluktuasi harga pasar.
Dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Semester I 2025, Bahlil mengungkapkan bahwa realisasi produksi batu bara Indonesia selama Semester I-2025 mencapai 357,6 juta ton, baru mencapai 48,34% dari target produksi tahunan sebesar 739,67 juta ton. Sebagian besar produksi diekspor ke luar negeri, sementara sebagian dijual untuk kebutuhan domestik.
Menurut data Kementerian ESDM, cadangan batu bara nasional per tahun 2024 mencapai 31,95 miliar ton, yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 45 tahun ke depan. Tanpa penemuan cadangan baru, asumsi produksi rata-rata per tahun sebesar 700 juta ton.
Maka dari itu, peningkatan kesadaran dalam mengelola batu bara dengan cermat dan berkelanjutan menjadi hal yang krusial untuk memastikan pasokan energi yang mencukupi dalam jangka panjang bagi Indonesia. Bahkan, Bahlil juga menegaskan pentingnya melakukan revisi RKAB tanpa pandang bulu demi stabilitas baik bagi pengusaha maupun kepentingan anak cucu di masa depan.
