Kusnadi menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat tentang gejala TB masih rendah dan banyak pasien yang tidak menyelesaikan pengobatan. Pengobatan TB memerlukan disiplin selama minimal enam bulan. Puskesmas telah dilengkapi dengan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk deteksi TB dan distribusi obat berjalan lancar. Tantangan gizi tetap menjadi masalah krusial, terutama pada anak dengan TB yang mengalami malnutrisi. Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), menekankan pentingnya intervensi gizi untuk mempercepat pemulihan TB pada anak. Malnutrisi dapat memperburuk infeksi, menurunkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan risiko stunting. Anak dengan TB dan malnutrisi memerlukan asupan gizi yang seimbang, padat energi, dan tinggi protein. Jika nafsu makan anak rendah, berat badan stagnan, atau kondisi tidak membaik, segera berkonsultasi ke dokter spesialis anak. Pemantauan pertumbuhan dan pola makan bergizi seimbang juga penting. Peran orang tua dalam memastikan anak rutin menjalani pengobatan dan mendapatkan nutrisi yang cukup sangatlah penting.