Industri tambang batu bara di Korea Selatan akan segera berakhir pada 1 Juli 2025 ketika tambang batu bara terakhir, Dogye, akan ditutup. Era keemasan industri batu bara ini dimulai pada tahun 1960-an dan 70-an, di mana industri ini menjadi pendorong ekonomi regional. Namun, perjalanan industri tambang batu bara ini tidak berjalan lancar, terutama setelah pemerintah Korea mulai memprioritaskan gas alam cair sebagai sumber energi utama.
Pada tahun 1987, pemerintah Korea mulai memasok gas alam cair ke wilayah metropolitan Seoul, yang kemudian diikuti oleh rencana restrukturisasi besar-besaran untuk menutup tambang batu bara yang tidak menguntungkan pada tahun 1989. Penurunan industri tambang batu bara terjadi cepat dan dramatis, dengan banyak tambang yang ditutup antara tahun 1989 dan 1996.
Saat ini, nuklir telah mengambil alih sebagai sumber energi utama di Korea, dengan bagian terbesar dari produksi listrik negara tersebut. Meskipun batu bara masih merupakan sumber listrik kedua terbesar, sebagian besar pembangkit listrik tenaga batu bara mengandalkan impor batu bara bitumen yang memiliki efisiensi pembakaran yang lebih tinggi. Seiring dengan pergeseran ke arah kebijakan ramah lingkungan, industri tambang batu bara di Korea semakin tergantikan oleh sumber energi yang lebih bersih dan efisien.
