Buah sukun, buah asal Indonesia yang kaya akan manfaat, saat ini menjadi buruan di negara-negara Eropa. Sejarah mengungkap bagaimana fantasinya telah mendorong penjelajahan samudera hingga menemukan buah ini yang ternyata berasal dari Indonesia. Dikenal juga dengan nama “The Breadfruit”, sukun ini digambarkan dalam relief Candi Borobudur sebagai salah satu bahan makanan utama penduduk setempat.
Sejak abad ke-17, orang Eropa pertama kali berinteraksi dengan sukun, dimulai dari penjelajahan Inggris, William Dampier, yang menemukan buah yang unik dan lezat ini di Guam. Namun, sulit bagi orang Eropa pada waktu itu untuk mendapatkan buah sukun karena sulit menemukannya di Eropa yang memiliki iklim yang berbeda.
Tekad untuk membawa sukun ke berbagai daerah koloni Inggris akhirnya terwujud saat James Cook meminta ahli botani Joseph Banks untuk meneliti dan membawa bibit sukun ke koloni Inggris. Selama kurun waktu tersebut, sukun menyelamatkan orang dari kelaparan, krisis pangan, dan penyakit kudis.
Saat ini, sukun diakui sebagai superfood yang kaya akan nutrisi dan memiliki kemampuan bertahan di berbagai kondisi cuaca ekstrim. Kandungan vitamin C, potasium, magnesium, serat tinggi, rendah lemak, dan gula membuat sukun menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kekurangan pangan yang sedang melanda dunia akibat krisis iklim. Sebagai hasilnya, pohon sukun kini bisa ditemui tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia.
