Mimpi dapat berperan penting dalam mengelola emosi, terutama ketika berkaitan dengan emosi negatif, sebagaimana yang dijelaskan dalam teori regulasi emosi dalam mimpi. Studi terbaru menunjukkan bahwa individu yang baru saja bercerai dan mengalami depresi, jika bermimpi tentang mantan pasangan dengan detail dan kaya emosi, kemungkinan besar akan menunjukkan peningkatan suasana hati setelah satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mimpi dapat membantu dalam mengubah tekanan emosional menjadi ketahanan, sebuah konsep yang didukung oleh studi pencitraan otak terbaru.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang sering memiliki mimpi yang terkait dengan rasa takut mungkin membuktikan penurunan aktivitas di pusat rasa takut otak saat bangun, menunjukkan bahwa mimpi tersebut bisa menjadi semacam terapi malam yang membantu dalam regulasi emosi ketika kita terjaga. Seiring dengan itu, ahli psikologi juga berpendapat bahwa penting untuk melihat mimpi sebagai mode berpikir yang berbeda, yang melengkapi dan memperkaya kognisi kita saat bangun. Oleh karena itu, penting untuk mengakui nilai unik dari mimpi sebagai bagian dari aktivitas pikiran manusia yang kompleks.