Tekanan darah tinggi atau hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas, bahkan beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, orang yang mengalami gejala hipertensi umumnya akan merasakan sakit kepala parah, sesak napas, kulit memerah, pusing, atau nyeri dada. Menurut dokter spesialis penyakit dalam di Eka Hospital Permata Hijau, Siti Fazline, hipertensi terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi, dengan batas normal di atas 140/90 mmHG dan dianggap parah jika mencapai 180/120 mmHG. Hipertensi tanpa penyebab yang jelas disebut hipertensi primer, dan faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain adalah aktivitas fisik terbatas, konsumsi alkohol berlebih, pola makan tidak sehat, faktor genetik, dan obesitas.
Di sisi lain, hipertensi sekunder terjadi lebih cepat dan bisa lebih parah daripada hipertensi primer. Beberapa kondisi medis seperti penyakit ginjal, sleep apnea obstruktif, masalah jantung bawaan, masalah tiroid, efek samping obat, penggunaan obat terlarang, konsumsi alkohol berlebihan, masalah kelenjar adrenal, dan tumor endokrin dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, penderita dapat mengontrol tekanan darah melalui perubahan gaya hidup, pengobatan medis, atau penggunaan obat antihipertensi.