More

    Membahas Makna Waisak: Refleksi Spiritual dan Pelestarian Budaya

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya Hari Raya Waisak sebagai momen refleksi spiritual sekaligus pelestarian warisan budaya. Acara puncak peringatan Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menjadi momentum yang disambut dengan antusias oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam perayaan tersebut, aspek keagamaan bagi umat Buddha menjadi fokus utama, namun juga sangat penting adalah nilai-nilai luhur seperti kasih sayang dan perhatian yang diwariskan.

    Diteruskan dengan tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”, Menteri Fadli memberikan panggilan untuk melihat peringatan Waisak sebagai titik balik untuk merenungkan diri dan memperkuat komitmen bersama dalam memperjuangkan perdamaian global. Peningkatan pengendalian diri dan kebijaksanaan diakui sebagai pondasi utama dalam mewujudkan kedamaian dunia yang diinginkan. Melalui semangat perayaan Waisak, prinsip harmoni, kebahagiaan, cinta kasih, dan kesadaran dianggap sebagai kunci untuk menaklukkan segala rintangan dalam kehidupan.

    Selain itu, peran penting Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia juga menjadi sorotan dalam acara tersebut. Dari sebuah situs mati menjadi monumen hidup yang memberikan makna spiritual dan menjadi simbol toleransi serta kerukunan antar umat beragama di Indonesia, Candi Borobudur menunjukkan evolusi yang luar biasa. Perayaan Waisak sebagai momen tahunan bagi umat Buddha untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha Gautama, tetap menjadi acara sakral yang memperkuat nilai-nilai spiritual dan budaya. Dengan demikian, peringatan Waisak menjadi ajang penting untuk meningkatkan kesadaran akan keberagaman dan rasa persatuan dalam masyarakat.

    Source link

    Berita Terbaru

    Related articles