FABIO Quartararo mengakui sempat ingin meninggalkan tim Monster Energy Yamaha kendati saat itu tengah memuncaki klasemen MotoGP 2022. Ia sudah merasakan ada yang janggal dengan performa motor Yamaha YZR-M1 miliknya.
Quartararo bersinar di MotoGP 2021. Ia mampu tampil konsisten sepanjang musim dan keluar sebagai juara dunia. Dominasi El Diablo berlanjut di paruh pertama musim MotoGP 2022 dengan mengungguli Francesco Bagnaia hingga 90 poin. Namun, performanya anjlok di paruh kedua musim hingga akhirnya gagal mempertahankan gelar juara.
Setelah itu, selama MotoGP 2023 dan 2024, pembalap asal Prancis itu masih terus berada dalam keterpurukan. Bahkan, di musim ini dengan empat seri tersisa, ia baru mengumpulkan 86 poin saja sehingga tercecer di posisi 13 klasemen sementara.
Quartararo mengungkapkan sebenarnya sudah merasakan ada masalah besar di Yamaha sejak akhir MotoGP 2021. Dengan kata lain, hal itu sudah dirasakan ketika merengkuh gelar di kelas utama.
“Saya pertama kali menyadari ada masalah besar di Yamaha pada akhir tahun 2021, hampir bersamaan dengan kemenangan gelar,” kata Quartararo dilansir dari Crash, Senin (14/10/2024).
Munculnya pertanda itu membuat sang pembalap sempat berniat untuk hengkang dari Yamaha saat memimpin klasemen MotoGP 2022. Akan tetapi, dalam kondisi unggul, mustahil baginya.
Benar saja, performa motor M1 milik tim pabrikan Iwata terus menurun sejak itu. Quartararo bahkan malah memperpanjang kontrak dengan Yamaha hingga 2026.
“Sejujurnya, pada 2022 saya sudah berpikir untuk pindah tim, tetapi meninggalkan tim saat Anda memimpin kejuaraan bukanlah hal yang mungkin,” jelas rider berusia 25 tahun itu.
“Saya pikir kami akan melangkah maju, tetapi ternyata tidak. Sekarang kami bekerja dengan cara yang benar,” pungkasnya.