Lembaga riset Alibaba, DAMO Academy menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam mengembangkan alat untuk mendeteksi kanker. Alat skrining kanker tersebut dikenal dengan nama PANDA.
PANDA dikembangkan oleh tim AI medis di DAMO Academy. Alat ini bertujuan untuk mempercepat diagnosis lesi kanker dan prakanker sehingga prosesnya dapat dilakukan lebih cepat dan terjangkau.
“Tujuan utama kami adalah menggunakan AI dalam setiap proses pengobatan kanker—mulai dari deteksi dini hingga diagnosis dengan akurasi dan aksesibilitas yang tinggi,” kata Kepala Tim AI Medis DAMO, Le Lu.
“Solusi berbasis awan (cloud) kami membantu pasien yang mungkin tidak memiliki akses ke skrining kanker karena keterbatasan atau biaya perawatan medis yang tinggi,” lanjutnya.
Model deep learning ini mampu mendeteksi lesi kanker dan pra-kanker di pankreas melalui pemeriksaan CT scan tanpa kontras. CT scan tanpa kontras adalah suatu metode pencitraan medis yang lebih efisien yang digunakan di seluruh dunia dengan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan CT scan kontras.
Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine oleh DAMO Academy yang bekerja sama dengan lebih dari 10 lembaga medis, PANDA 34,1% lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan dibandingkan radiologis saat melakukan skrining.
“Kami akan terus memanfaatkan teknologi dan bermitra dengan rumah sakit untuk membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses, komprehensif, akurat, terjangkau, dan efisien,” tambah Lu dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Liputan6.com pada Sabtu, 5 Oktober 2024.