Rencana pemerintahan Prabowo untuk melakukan pemeriksaan tuberkulosis mendapat sambutan baik dari Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Profesor Tjandra Yoga Aditama.
“Saya sangat mendukung bila pemerintah baru akan memberi prioritas yang penting bagi pengendalian TB,” kata Tjandra dalam pesan tertulis yang diterima Health-Liputan6.com.
Namun, Tjandra juga mengingatkan bahwa selain deteksi, perlu juga memperhatikan aspek lain seperti promosi, pencegahan, atau mencegah penyakit salah satunya dengan vaksinasi. Setelah terdeteksi, perlu dilakukan upaya pengobatan sampai tuntas.
Tak ketinggalan, perlu juga aspek pencegahan penularan di masyarakat hingga aspek sosial ekonomi dan sosio-budaya.
Semua kegiatan, mulai dari promosi, pencegahan, deteksi, pengobatan, dan aspek lain yang disebut di atas, adalah hal yang bagus dan penting untuk dilakukan. Semua aspek tersebut berdampak penting pada pengendalian TB di negara kita,” kata Tjandra.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya Dede Nasrullah juga mengingatkan bahwa penyakit paru tidak hanya terbatas pada tuberkulosis. Ada juga infeksi lain seperti kanker paru, penyakit paru obstruktif, penyakit paru akibat kerja, dan sebagainya.
“Berbagai penyakit tersebut juga perlu diperiksa parunya sehingga tidak hanya fokus pada orang yang menderita TBC,” kata Dede.
Dede berharap pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan oleh pemerintahan Prabowo tidak hanya menyasar orang dewasa tetapi juga anak muda bahkan anak-anak. Meskipun orang dewasa memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit, namun gaya hidup saat ini seperti pola makan berlemak dan kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan berbagai penyakit pada anak muda.
“Saya berharap medical check-up ini tidak hanya untuk lansia dan dewasa saja, tetapi anak-anak juga perlu mendapatkan pelayanan medical check-up karena anak-anak juga merupakan generasi emas yang harus diperhatikan oleh pemerintah,” katanya.