Tubuh akan memberikan sinyal sakit melalui gejala yang muncul, baik yang ringan maupun berat. Gejala ringan tidak boleh diabaikan, termasuk gejala penyakit Kawasaki (PK) yang sering diabaikan dan dapat berakibat fatal. PK pertama kali ditemukan di Jepang oleh Dr Tomisaku Kawasaki pada 1967. Di Indonesia, masih banyak yang belum memahami penyakit ini, termasuk di kalangan medis. Penyakit ini sering disalahartikan sebagai penyakit lain dan biasanya menyerang balita usia 1-2 tahun.
Sejak 1996, dr. Najib telah menemukan kasus PK, seperti pada seorang bayi berusia 3 bulan yang mengalami demam selama 18 hari. Indonesia baru tercatat dalam peta penyakit Kawasaki dunia setelah laporan kasus PK dari Advani dan rekan-rekannya pada simposium internasional penyakit Kawasaki ke-8 di San Diego, AS pada awal 2005.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat 3.300-6.600 kasus PK setiap tahun, namun kasus yang terdeteksi masih jauh di bawah angka tersebut. Dampak dari PK antara lain adalah kerusakan pada pembuluh koroner jantung yang bisa menyebabkan cacat atau kematian akibat kerusakan jantung.
