Keberanian
Untuk seorang prajurit, keberanian sangat penting. Keberanian bukan hanya mengenai keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik termanifestasi dalam kemauan untuk mengatasi ketakutan dalam menghadapi cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan tetapi sesuai dengan keyakinan seorang prajurit TNI. Keberanian fisik dan moral termanifestasi dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Ketika seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghormatan dari bawahannya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
Kepribadian yang Menonjol
Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan baik hati. Saya mengatakan kepribadian baik karena banyak figur yang menonjol tetapi tidak baik hati, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Seorang pribadi yang baik selalu menunjukkan kejujuran, menempatkan kepentingan orang lain di atas diri mereka sendiri, menampilkan kerendahan hati dan kesediaan berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi dari pemimpin yang baik, dikenal sebagai hasta brata:
1. Seorang pemimpin harus seperti Lautan (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin berpikiran terbuka, mampu mendengarkan hal negatif tetapi selalu melakukan hal positif.
2. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu dapat menjadi cahaya pemandu di kegelapan.
3. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin bisa menunjukkan arah yang benar kepada orang-orangnya dan selalu menunjukkan harapan.
4. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah tergoyahkan oleh keadaan.
5. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi.
6. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat bawahannya serta memberantas ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
7. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak bebas dan dapat dirasakan di mana-mana.
8. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.
Kedelapan sifat kepribadian yang bisa kita pelajari dari leluhur bangsa tidak boleh dianggap enteng. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat-sifat kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, egoisme, ketakutan, tidak peduli, ketidakadilan, rasa berhak, narsisme, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan dan bahkan ditentang oleh bawahannya sendiri.
Kesetiaan
Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika ia tidak setia, ia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi ujian dan cobaan dalam hidupnya sebagai pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi terhadap rekannya serta orang-orang yang ia pimpin. Ada pemimpin yang, dalam keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan atau mencari kesalahan bawahannya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan bawahan ketika segala sesuatu menjadi kacau. Sebaliknya, jika bawahannya berhasil, mereka sering kali menjadi yang pertama keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan bawahannya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu bijak militer kuno yang dapat kita pelajari dalam hal ini: Jika kamu merawat bawahannya, bawahanmu akan merawat kamu.
Keterampilan Profesional
Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus menguasai bidangnya dengan baik. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik mulai dari peleton, kompi hingga tingkat batalyon. Mereka harus memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani tetapi bodoh akan menyebabkan banyak korban pada bawahannya.
Passion
Elemen kelima yang saya percayai harus dimiliki seorang pemimpin adalah passion. Inilah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Passion mendorong seorang prajurit untuk menanggung penderitaan dan tetap tenang dan teguh dalam menghadapi bahaya. Passion akan mendorong seorang pemimpin militer untuk mencapai kemenangan. Tanpa passion, seorang pemimpin tidak akan dapat mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama-sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki passion yang lebih besar akan muncul sebagai pemenang.
Ada sebuah pepatah di militer yang mengatakan: Rencana yang paling brilian yang dieksekusi dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, tetapi mereka dimenangkan oleh para prajurit. Itu adalah semangat dari para prajurit yang mengikuti dan dari orang yang memimpin yang meraih kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)
Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberikan informasi dan arahan kepada seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang saya sering gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya jelaskan secara details di Bab 10 buku ini, dan satu prinsip sederhana yang berbunyi: Bagi saya, ini berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya kepada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang bisa mulai memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Bukan sebaliknya. Jika seseorang sudah memprioritaskan kepentingan dirinya di atas bawahannya, apalagi di atas kepentingan negara, maka ia bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Airku; Kedua: Bawahan-Ku, Kemudian ketiga: Diriku.
HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMPINAN MILITER YANG SUKSES
Kebugaran Fisik
Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang baik. Dia harus mampu memimpin bawahannya dengan teladan dan menjadi contoh yang baik. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika ia tidak bugar. Dia tidak dapat memimpin para prajurit jika ia tidak berada di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Daya tahan fisik yang sangat baik diperlukan untuk mengatasi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.
Kehadiran Pada Momen dan Tempat Kritis
Atasan saya sering mengajarkan bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan waktu paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan para prajurit yang mungkin terganggu oleh kondisi berbahaya yang mereka hadapi. Seorang pemimpin militer juga harus mampu membaca dan menilai situasi dengan dekat. Dia harus bisa dengan cepat merasakan psikologi bawahannya di saat yang sangat penting. Keputusan penting sering harus diambil dengan cepat dan akurat. Dalam kondisi darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang mengawasi situasi kritis dari jauh sering lambat dalam membuat keputusan kunci, terkadang keputusan antara hidup dan mati.
Pemikiran Maju dan Kreativitas
Seorang pemimpin harus memiliki pemikiran maju untuk menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Menjaga status quo dan mengabaikan hal-hal yang membutuhkan perbaikan dan perubahan akan mengakibatkan stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif, organisasi yang dia pimpin tidak akan mampu mengatasi tantangan yang mungkin muncul secara tiba-tiba. Para pemimpin hebat dalam sejarah sering dapat mengembangkan solusi tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks yang dihadapi bawahannya.
Cybernetics
Sebuah hukum yang dikenal sebagai cybernetics mengatakan, “Jika kamu berpikir kamu akan kalah, kamu sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan pernah berbisik di hati Anda bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Kemauan untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang.
Hukum Murphy
Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang layak diperhatikan adalah hukum Murphy yang mengatakan: ‘Jika sebuah rencana mungkin akan gagal, biasanya akan gagal.’ Seringkali Anda akan menemui hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang versi setempatnya adalah ‘ojo kagetan’ (tidak mudah goyah). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa tanggung jawab dan dedikasi…