XL Axiata Meminta Pemerintah Berlakukan Aturan untuk Layanan Starlink
XL Axiata meminta pemerintah untuk memberlakukan aturan yang setara jika Starlink menggelar layanan langsung ke konsumen (B2C). Pasalnya, saat ini Starlink mulai menjajaki layanan direct to cell atau menjual langsung layanan internet ke smartphone, alih-alih hanya menyediakan infrastruktur ke pelanggan business to business (B2B) dan pelanggan rumah.
Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata, Reza Mirza mengatakan, layanan direct-to-cell sama seperti penjualan langsung ke konsumen (B2C). Untuk itu, XL mengharapkan pemerintah menerapkan aturan dan kewajiban yang setara bagi Starlink dengan kewajiban yang dijalankan perusahaan telekomunikasi Indonesia.
“Untuk direct-to-cell (Starlink), kami berharap pemerintah juga menerapkan level playing field yang sama. Kami mendorong, memohon ke pemerintah agar Starlink setidaknya melakukan kerja sama dengan penyelenggara seluler atau operator, jadi tidak (jualan layanan) direct ke end user,” kata Reza, ditemui di Jakarta, Rabu (5/4/2024).
Reza mengatakan, pihaknya melihat teknologi internet berbasis satelit low-earth-orbit seperti Starlink merupakan teknologi baru yang seharusnya bisa dikolaborasikan dengan perusahaan telkomunikasi eksisting. “Karena kalau direct ke end user itu dampaknya besar ke industri (telekomunikasi),” katanya.
XL Axiata sendiri telah aktif menyuarakan pandangannya tentang layanan Starlink ke pelanggan melalui Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). Saat ini, ATSI yang beranggotakan perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia tengah menunggu arahan dari pemerintah mengenai hal ini.
Meski memiliki keberatan tentang kehadiran layanan langsung Starlink ke pelanggan, XL Axiata terbuka untuk kerja sama business to business dengan Starlink sebagai penyedia layanan internet berbasis satelit. “Kami terbuka untuk kolaborasi dengan Starlink tetapi konkretnya seperti apa, masih belum. Kami terbuka untuk kolaborasi B2B,” ia menuturkan.