Operator seluler menunggu keputusan pemerintah mengenai besaran biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi radio atau regulatory charge, untuk mendapatkan spektrum frekuensi baru yang akan digunakan untuk layanan 5G.
Operator yang tergabung dalam ATSI, seperti Indosat Ooredoo Hutchison dan XL Axiata, sepakat untuk meminta pemangkasan regulatory charge. Hal ini dikarenakan besaran BHP frekuensi yang terlalu tinggi telah memberatkan bisnis operator.
Kepala Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O. Baasir, menyatakan bahwa perusahaan ingin pemerintah menurunkan besaran regulatory charge daripada memberikan insentif. Saat ini, rata-rata regulatory charge adalah 12 persen, sedangkan XL sudah mencapai 14 persen. Menurut World Forum GSMA, industri telekomunikasi akan lebih sehat jika regulatory charge berada di bawah 5 persen, moderat antara 5-10 persen, dan berat di atas 10 persen.
Marwan menjelaskan bahwa dengan regulatory charge saat ini di atas 12 persen dari pendapatan operator, operator kesulitan untuk berinvestasi dalam jaringan baru, termasuk 5G.
