Jakarta – Musim mudik Lebaran 2024 sebentar lagi, masyarakat perlu mengatur waktu keberangkatan untuk menghindari keramaian dan kemacetan lalu lintas.
Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat melakukan mudik sebelum puncak arus kendaraan terjadi.
“7,8,9 (April) adalah puncaknya, jika memungkinkan sebaiknya sebelum tanggal-tanggal tersebut, misalnya tanggal 3,4,5 April dapat dibagi-bagi,” ungkap Brigjen Slamet seperti dilansir oleh Carmudi dari situs web Korlantas Polri, Sabtu (30/3/2024).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga menyarankan agar masyarakat melakukan perjalanan mudik lebih awal sebelum puncak arus mudik pada tanggal 5-8 April 2024.
“Puncak mudik H-4, H-3, dan H-2. Pada hari-hari tersebut akan sangat ramai. Karena itu, kita mengimbau agar sebagian masyarakat yang anak-anaknya sudah libur dapat melakukan mudik lebih awal,” kata Menhub Budi.
Selain mengatur waktu keberangkatan, Brigjen Slamet juga mengingatkan para pemudik untuk mempersiapkan kondisi fisik, kondisi kendaraan, dan saldo uang elektronik agar perjalanan mudik berjalan lancar.
Selain itu, penting juga untuk tidak memaksakan diri jika tubuh sudah merasa lelah saat mengemudi. Lebih baik beristirahat sejenak agar tubuh dan pikiran segar kembali.
“Jika lelah atau mengantuk, beristirahatlah di tempat yang telah disediakan di Pospam, Posyan, atau di rest area terdekat. Jangan beristirahat di bahu jalan, terutama di jalan tol karena sangat berbahaya,” ujar Slamet.
“Karena kecepatan di jalan tol sangat tinggi. Jadi, jika perlu beristirahat, lakukanlah di tempat yang aman,” tambahnya.
Antisipasi Lonjakan Pemudik
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan bahwa sebanyak 193,6 juta orang akan melakukan mudik dan bepergian selama liburan Lebaran. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding potensi pergerakan masyarakat pada Lebaran 2023 yang mencapai 123,8 juta orang.
Berdasarkan data tersebut, Kemenhub telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi lonjakan pemudik yang dapat menyebabkan kepadatan lalu lintas melalui pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih awal, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas pada daerah yang berpotensi mengalami kepadatan luar biasa.
“Kami akan melakukan pengaturan waktu mudik, pengaturan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih awal, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama di daerah yang berpotensi kepadatan luar biasa,” kata Menhub Budi.
Dari survei Kemenhub, daerah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Timur dengan 16,2% (31,3 juta orang), diikuti oleh Jabodetabek dengan 14,7% (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah dengan 13,5% (26,11 juta orang).
Sementara itu, daerah tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah sebanyak 31,8% (61,6 juta orang), Jawa Timur 19,4% (37,6 juta orang), dan Jawa Barat 16,6% (32,1 juta orang).
Minat masyarakat terhadap penggunaan angkutan untuk mudik Lebaran terbanyak adalah kereta api sebanyak 20,3% (39,32 juta), bus 19,4% (37,51 juta), mobil pribadi 18,3% (35,42 juta), dan sepeda motor sebanyak 16,07% (31,12 juta).
Penulis: Santo Sirait
Unduh Aplikasi Carmudi untuk Mendapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
Post Views: 83