Liputan6.com, Jakarta – Tidak sedikit yang beranggapan bahwa bahaya tidur setelah sahur bisa mengakibatkan terjadinya GERD atau penyakit asam lambung. Menanggapi hal ini, dokter spesialis kesehatan tidur, Andres Prasadja menyatakan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah.
“Enggak salah tetapi itu sebenarnya hanya berlaku bagi yang mendengkur. Kenapa? Karena orang ngorok, orang mendengkur yang paling dikhawatirkan adalah Sleep Apnea atau henti nafas saat tidur,” kata Andreas dikutip Health Liputan6.com dari TikTok pribadinya, @dokterprasadja.
Lebih lanjut, pendiri @snoringsleepclinic pertama di Indonesia menjelaskan tentang henti nafas saat tidur, “Berhenti nafasnya itu karena saluran nafasnya tersumbat, bukan gerakan nafasnya yang hilang.”
Menurut Andreas, Sleep Apnea adalah penyakit tidur yang sangat berbahaya karena menyebabkan terjadinya hipertensi, berbagai penyakit jantung, risiko stroke, penurunan daya tahan tubuh, depresi, kematian, hingga ereksi pada pria. “Gejala utama Sleep Apnea adalah ngorok dan ngantukan atau bahasa medisnya adalah Hypersonia (kantuk berlebihan),” ujarnya.
Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam, Elisabeth Sipayung tidak menyarankan langsung tidur setelah sahur karena dapat menyebabkan naiknya asam lambung. Ia menjelaskan bahwa makanan dapat kembali ke atas dan mengiritasi kerongkongan.
Dikutip dari situs Antara, kebiasaan ini dapat menyebabkan sensasi seperti tercekik pada penderita asam lambung, yang dapat mengganggu ibadah puasa. Jika kondisi asam lambung memburuk, seseorang harus membatalkan puasanya untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan.
Dokter Elisabeth menyarankan untuk melanjutkan puasa jika masih dapat ditahan, tapi jika muncul gejala seperti perih, mules, atau muntah, puasa harus dihentikan.