KH. Husein Muhammad sepakat untuk menggunakan hak politiknya dengan memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, bukan karena adanya intimidasi, paksaan, atau iming-iming materi. “Kami para ulama sudah memiliki pilihan, tidak pernah melanggar HAM, korupsi, dan orang yang berkomitmen menegakkan hukum. Saya kira orang bisa menilai jejak langkah hidupnya tidak pernah terlibat dalam situasi itu,” ujar KH. Husein Muhammad, atau yang akrab disapa Buya Husein.
Buya Husein mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mengawal dan memastikan bahwa Pemilu 2024 berjalan secara adil dan jujur dalam menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi kuat di mata rakyat. “Jadi resolusi ini ingin menegaskan kembali komitmen sistem demokrasi dengan penghapusan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan,” pungkasnya.
Pertemuan kiai ini turut dihadiri oleh para ulama lainnya seperti KH. Abdul Muin Abdurrahim, KH. Ushfuri Anshor, KH. Rohmat, KH. Ahmad Mustarsyidin, KH. Abdul Manan Ghani, KH. Abdul Muhit, KH. Ubaidillah Ruhiyat, KH. Yusuf Karim, KH. Taufikurrahman, KH. Muhammad Faqih, KH. M. Takiyudin Bashri, KH. Zamzami Amin, KH. Zamzami Yusuf, KH. Moh. Farid NZ, KH. Ruhyat Hasby, KH. Ahmad Syaekhu, KH. R. Amin Muhyiddin, KH. Encep Subandi, KH. Arif Fachruddin, KH. Nurul Huda, KH Abdul Mujib, KH. Jumhur, KH. Miftah Faqih, dan KH. Junjun Junaedi.