Umat Kristen Palestina merayakan Natal dengan suasana yang sendu di Betlehem pada Sabtu, (22/12/2023). Dengan nyanyian pujian dan diterangi cahaya lilin, mereka berdoa untuk perdamaian di Gaza.
Perayaan Misa Malam Natal yang sendu di Betlehem ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tempat yang dipercaya sebagai lokasi kelahiran Yesus Kristus itu, Natal biasa dirayakan dengan meriah. Para peziarah biasanya berduyun-duyun ke lokasi kandang yang terkenal di Gereja Kelahiran Yesus era Bizantium di Betlehem. Pertunjukan lampu dan pepohonan biasa dilakukan di Manger Square.
Namun mengingat serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 20.000 orang, sebagian besar penduduk Palestina di Betlehem di Tepi Barat juga ikut berduka.
Tahun ini mereka tidak menanam pohon besar yang biasa menjadi pusat perayaan Natal. Pembantaian di Gaza hanya berjarak 50 kilometer dari lokasi perayaan Natal tersebut. Gereja di Betlehem juga mengganti hiasan Natal dengan menempatkan patung-patung tradisional yang mewakili keluarga suci, di tengah puing-puing dan kawat berduri sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Gaza.
“Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota, ini adalah pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian… hentikan perang, hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam,” kata Pastor Ibrahim Faltas, seorang biarawan yang hadir pada acara vigili Natal tersebut, dikutip dari Reuters, Minggu (24/12/2023).
Umat Kristen menjadi minoritas dari penduduk Israel dan Palestina. Jumlahnya diperkirakan hanya 2% dari populasi. Gempuran Israel ke Palestina, terutama jalur Gaza yang berlangsung selama beberapa bulan ini telah membunuh banyak warga sipil dan menghalangi wisatawan masuk ke wilayah Tepi Barat, lokasi Betlehem untuk merayakan Natal.
Ketika para pemimpin gereja berkumpul di Betlehem pada awal Desember untuk menandai dimulainya masa Adven, hanya sedikit orang di jalan-jalan dan alun-alun yang biasanya ramai untuk menyaksikan pertunjukan yang dihias secara sederhana.
“Natal kali ini datang ke Betlehem dalam bentuk yang berbeda. Saat ini Betlehem, seperti kota-kota Palestina lainnya, sedang berduka. Kami merasa sedih,” kata Wali Kota Hanna Hanania sambil menyalakan lilin di Manger Square.