Sepertiga serangan siber yang terjadi di dunia maya selama tahun 2023 ternyata berasal dari ransomware. Informasi ini didasarkan pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Kaspersky.
Perusahaan keamanan siber ini menyoroti adanya peningkatan ancaman dari kelompok ransomware yang ditargetkan, dengan peningkatan sebesar 30 persen secara global dibandingkan dengan tahun 2022. Tidak hanya itu, jumlah korban juga dikabarkan meningkat sebesar 71 persen.
Kelompok ransomware ini tidak melakukan serangan secara acak, namun menargetkan lembaga pemerintah, organisasi terkemuka, dan individu tertentu dalam perusahaan.
Dengan terus berkembangnya serangan canggih dan ekstensif dari penjahat siber, ancaman terhadap keamanan siber semakin meningkat. Data dari Kaspersky menyebutkan bahwa pada tahun 2023, Lockbit 3.0 merupakan ransomware yang paling umum terjadi, diikuti oleh BlackCat/APLHV dan Cl0p.
Laporan State of Ransomware tahun 2023 dari Kaspersky juga mencatat munculnya beberapa ransomware lain seperti BlackHunt, Rhysida, Akira, Mallox, dan 3AM. Dengan semakin berkembangnya lanskap ransomware, kelompok-kelompok kecil lainnya pun mulai muncul dan menimbulkan tantangan baru bagi penegak hukum.
Terkait dengan serangan ransomware WannaCry yang menghebohkan ratusan negara, dua perusahaan antivirus, Symantec dan Kaspersky, mencurigai bahwa hacker Korea Utara bisa jadi bertanggung jawab atas serangan tersebut.