Jerman Menurut Markus Soeder, Pemerintah Kanselir Olaf Scholz mengalami krisis nasional yang serius. Bahkan, pemerintah sulit menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut. Soeder juga memperingatkan kemungkinan adanya darurat anggaran, yang akan memberikan lebih banyak beban bagi rakyat.
Pernyataan Soeder ini muncul sebagai tanggapan terhadap kebijakan pemerintah federal yang mengumumkan pencabutan kontrol harga energi. Sebelumnya, Jerman telah menerapkan pembatasan harga listrik dan gas pada tahun 2022.
Langkah pembatasan tersebut diterapkan untuk melindungi rumah tangga dan dunia usaha dari melonjaknya harga energi. Hal ini terjadi karena Jerman secara aktif mengurangi impor energi dari Rusia sebagai respons terhadap perang di Ukraina.
Meskipun sebenarnya pembatasan akan diberlakukan hingga Maret 2024, namun pemerintah Scholz harus mengubah rencananya setelah Mahkamah Konstitusi Jerman memblokir upayanya untuk mentransfer dana pandemi Covid-19 yang tidak terpakai ke proyek lain.
Keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut menekan pemerintah federal untuk lebih berpegang teguh pada batasan defisit anggaran struktural pemerintah. Soeder menegaskan bahwa kekurangan dana dan krisis anggaran adalah keadaan darurat pemerintah. Menurutnya, pemerintah saat ini tidak memiliki rencana kebijakan yang jelas.
Soeder juga mengkritik strategi pemerintah federal dalam mengatasi krisis energi dan menyarankan adanya kebijakan energi yang berbeda. Menurutnya, subsidi harga listrik tidak akan berhasil dan mengusulkan membatalkan penghentian pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai solusi alternatif.
Jerman mengalami krisis energi pada tahun lalu akibat hilangnya impor gas dari Rusia. Meskipun Jerman berhasil mengganti sebagian gas yang sebelumnya dibeli dari Rusia, namun tingginya biaya energi masih melemahkan perekonomian Jerman. Pada tahun 2023, Jerman mengalami resesi teknis namun telah menunjukkan sedikit pemulihan pada dua kuartal berikutnya.