Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki rencana untuk membentuk Presidential Club. Ide tersebut, menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEG) Ahmad Khoril Umam, layak diapresiasi.
“Dengan merujuk pada model lembaga Presidential Club di Amerika Serikat, lembaga semacam ini dapat memiliki beberapa fungsi strategis. Mulai dari fungsi penasihat informal untuk presiden dari para mantan presiden untuk bertukar pendapat, memberikan nasihat, dan membahas isu-isu strategis terkait masalah politik-pemerintahan dan kebijakan publik,” kata Umam kepada Liputan6.com, pada hari Minggu (5/5/2024).
Umam menilai lembaga seperti ini juga dapat mempromosikan kepentingan nasional dan internasional, baik melalui advokasi, kegiatan amal, atau inisiatif lainnya. Selain itu, lembaga ini juga dapat mendorong kerjasama lintas partai, yang menjadi entitas kekuatan politik para mantan presiden, untuk memberikan nasihat teknokratis kepada presiden yang sedang memerintah.
“Berkumpulnya para mantan presiden dalam Presidential Club dapat menjadi penjaga tradisi dan integritas institusi kepresidenan. Klub presidensial dapat menjadi tempat di mana mereka dapat bekerjasama untuk mempromosikan nilai-nilai dan standar tinggi yang terkait dengan jabatan presiden,” ujar dia.
Dengan demikian, secara keseluruhan, lembaga ini dapat membantu menjaga kontinuitas, stabilitas, dan integritas lembaga kepresidenan dalam sistem politik di Indonesia.
“Sebagai sebuah lembaga, jika Prabowo selaku presiden terpilih berkeinginan, maka lembaga Presidential Club dapat terwujud. Hingga saat ini, Capres terpilih Prabowo tidak memiliki konflik dengan siapapun. Prabowo memiliki hubungan baik dengan Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo,” kata dia.