Timing belt atau sabuk waktu adalah salah satu komponen paling penting dalam mobil dan dapat dikatakan memegang peran vital. Komponen utama di area mesin mobil ini juga sering disebut sebagai timing chain. Mungkin bagi sebagian orang nama timing belt agak jarang terdengar, namun bagi mereka yang sering ke bengkel nama komponen ini sangat umum. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai apa itu timing belt beserta fungsi, cara kerja, dan juga kapan waktu penggantian yang tepat.
Timing belt memiliki bentuk seperti sabuk yang tidak terputus dengan adanya bagian gerigi di bagian dalamnya. Materialnya terbuat dari bahan karet yang diperkuat dengan serat baja atau bahan kuat lainnya agar tidak mudah putus. Fungsinya sangat penting dalam menggerakkan dan memutar berbagai komponen internal mesin seperti camshaft dan crankshaft sehingga kedua komponen ini dapat naik dan turun.
Ada 3 peran utama yang dimiliki oleh timing belt. Yang pertama adalah sebagai alat pembuka dan penutup katup mesin secara otomatis saat mesin menyala. Yang kedua adalah untuk menggerakkan camshaft secara otomatis ketika mesin mobil dinyalakan. Yang ketiga adalah menjadi penghubung antara kruk as dengan noken as dalam proses pembakaran di dalam mesin.
Timing belt sebaiknya diganti ketika mobil sudah menginjak jarak tempuh di antara 50.000 hingga 70.000 km. Penggantian komponen ini perlu dilakukan jika terdapat retakan atau jika sabuk mulai kendur. Penggantian komponen ini sebaiknya juga dilakukan bersamaan dengan tensioner yang memiliki peranan cukup vital dalam menentukan kinerja dari sabuk.
Terdapat beberapa tanda yang bisa diketahui untuk mengetahui apakah timing belt masih dalam kondisi baik atau tidak. Beberapa di antaranya adalah adanya suara berisik saat mobil dinyalakan, performa mesin yang menurun, perubahan konsumsi bahan bakar, serta kebocoran oli. Timing belt yang putus dapat mengakibatkan benturan antara katup dan piston mesin yang berpotensi merusak komponen internal mesin dan membuat mesin mati.
Kesimpulannya, kebanyakan timing chain atau belt ini sulit dilihat kondisinya secara langsung karena letaknya di dalam mesin, yang menyebabkan pengguna tidak tahu apa penyebab mobilnya sulit dinyalakan. Pengecekan terhadap timing belt perlu dilakukan secara berkala untuk menghindari kerusakan yang fatal.