More

    Mengapa Jeruk Selalu Diperlukan dalam Perayaan Imlek?

    Perayaan Imlek tidak akan lengkap tanpa buah jeruk, khususnya jeruk mandarin. Buah manis, beraroma segar, dan mudah dikupas ini menghiasi rumah-rumah keluarga Tionghoa, disajikan sebagai camilan.

    Keberadaan buah jeruk di mana-mana selama musim perayaan Imlek memiliki sejarah yang panjang. Setidaknya sejak Dinasti Qing. Pada cerita rakyat, orangtua Tiongkok akan meletakkan buah-buahan seperti jeruk mandarin, leci, kurma, atau kesemek di samping bantal anak-anak mereka, bersama dengan amplop merah berisi uang di bawah bantal, untuk mengusir monster. Anak-anak kemudian akan memakan buah-buahan tersebut setelah bangun tidur keesokan paginya.

    Dilansir Times, ada banyak penjelasan mengapa jeruk mandarin dianggap sebagai simbol keberuntungan—sebagian besar berasal dari bunyi pengucapannya belaka. Ada yang mengatakan pengucapan bahasa Mandarin dari buah jeruk (ju) terdengar seperti kata “semoga sukses” (ji).

    Sedangkan versi lain merujuk pada pengucapan Kanton untuk jeruk (gam), yang sama dengan pengucapan kata “emas.” Masyarakat Tiongkok dikenal dengan banyaknya “ucapan keberuntungan”—praktik yang menghubungkan takhayul dengan kata-kata dan frasa tertentu—selama Tahun Baru Imlek, sebuah tradisi yang diyakini dapat membawa keberuntungan sepanjang sisa tahun tersebut.

    Buah-buahan lain yang dianggap membawa keberuntungan dalam budaya Tiongkok termasuk apel, yang memiliki homofon untuk “keamanan,” dan leci, yang homonim dengan “keuntungan”—meskipun tentu saja keduanya tidak sepopuler buah mandarin pada Tahun Baru China.

    Source link

    Berita Terbaru

    Related articles