Fikri, warga Jakarta 29 tahun, yang bekerja sebagai satuan pengaman mengaku kesulitan memenuhi kebutuhannya akhir-akhir ini. Gaji yang stagnan dan kenaikan harga kebutuhan pokok membuatnya harus menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia merasa heran karena sebelumnya gajinya selalu cukup untuk bertahan hidup. Namun belakangan ini, harga-harga kebutuhan sehari-hari melonjak, membuatnya harus mengambil tabungannya untuk menutupi kebutuhan hidup.
Untuk menambah penghasilannya, Fikri memilih untuk bekerja sebagai pengendara ojek. Hal ini dilakukannya selama satu bulan terakhir dan dapat menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu dalam 2 hari.
Sementara itu, survei Bank Indonesia pada Oktober 2023 menunjukkan bahwa banyak warga Indonesia yang harus menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Data tersebut juga menunjukkan bahwa rasio simpanan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia menurun jauh dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
Selain itu, pegawai swasta bernama Abdi juga mengalami penurunan kemampuannya untuk menabung dalam 6 bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga barang yang membuat pengeluarannya meningkat.
Ekonom senior Indonesia, Chatib Basri, mengatakan bahwa fenomena makan tabungan erat kaitannya dengan inflasi. Meskipun pemerintah dan BI berhasil menjaga inflasi tetap terkendali, namun hal tersebut berimbas pada daya beli masyarakat.
Director Eksekutif Center of Reform Economics (CORE) Mohammad Faisal juga menilai fenomena masyarakat menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan hidup harian dapat disebabkan oleh penurunan pendapatan sehingga porsi tabungan harus diambil untuk menutupi kebutuhan pokok.