Tia Rahmania merasa reputasinya tercemar karena dituduh melakukan kecurangan dalam Pemilu Legislatif 2024 untuk mendapatkan kursi di DPR RI. Karena itu, dia melaporkan hal tersebut ke Bareskrim Polri.
Tia mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan KPU RI yang mengikuti putusan dari Mahkamah Partai PDIP yang menuduhnya melakukan kecurangan. Bagi Tia, PDIP adalah tempat perlindungan baginya.
Dia mengatakan bahwa dirinya sebagai dosen dan ibu tidak ingin tuduhan tersebut membuatnya dikenal sebagai sosok yang tidak berintegritas. Dia hanya ingin membersihkan namanya dan tidak ingin anak dan cucunya melihatnya sebagai seseorang yang tidak jujur.
Tia juga menyatakan bahwa keberaniannya untuk mencari keadilan adalah hasil dari bimbingan dan ilmu yang diberikan oleh Megawati Soekarnoputri, Presiden RI pertama yang juga Ketua Umum PDIP. Dia belajar dari Megawati untuk selalu berani menyuarakan keadilan, bahkan jika itu pahit.
Presiden Joko Widodo hanya mengucapkan terima kasih atas situasi tersebut. Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Wakil Presiden terpilih tidak lagi menjadi bagian dari PDIP. Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar, juga mengomentari hal tersebut.