Kental manis masih dianggap sebagai susu yang sehat bagi anak oleh sebagian ibu di Kota Ambon, salah satunya Fauziah. Ibu berusia 40 tahun tersebut memiliki seorang anak bungsu berusia dua tahun yang susah makan dan termasuk dalam kategori stunting. Anaknya meminum susu kental manis sebanyak tiga botol setiap pagi dan tiga botol lagi setiap malam.
Fauziah mengakui bahwa anaknya akan menjadi rewel dan tantrum jika tidak diberi susu kental manis. Kebiasaan memberikan susu kental manis kepada anaknya dimulai sejak usia satu tahun, karena kakaknya juga mengonsumsi susu tersebut.
Meskipun Fauziah pernah mendengar bahwa kental manis bukanlah susu yang baik untuk anak, namun ia tidak mengetahui alasan mengapa susu tersebut tidak baik. Di warung tempatnya membeli susu, hanya tersedia susu kental manis.
BPOM telah mengingatkan untuk tidak menyamakan produk susu kental manis dengan susu sesungguhnya. Hal ini menjadi perbincangan sehubungan dengan penghapusan kata “susu” pada kemasan susu kental manis.
