Atlet selancar Indonesia, Rio Waida, merasakan perasaan yang campur aduk setelah gagal di Olimpiade Paris 2024. Meskipun demikian, Rio masih bertekad untuk kembali lolos ke Olimpiade Los Angeles 2028 mendatang.
Rio tersingkir di babak kedua cabang olahraga surfing Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung di Teahupo’o, Tahiti. Dia kalah dari wakil Afrika Selatan, Jordy Smith, yang memiliki keberuntungan lebih darinya.
Kondisi ombak yang kurang mendukung membuat Rio harus menunggu ombak besar datang meskipun tak kunjung datang. Sementara Jordy Smith memilih untuk mengambil ombak kecil yang akhirnya menjadi kunci kemenangannya atas sang wakil Merah-Putih.
Sebelumnya pada babak pertama, Rio berada di posisi ketiga dengan catatan 3,74 poin. Dia kalah dari dua rivalnya, yaitu Reo Inaba (Jepang) dan Leonardo Fioravanti (Italia).
Hasil tersebut membuat prestasinya di Olimpiade 2024 menurun dibandingkan edisi sebelumnya. Di Tokyo 2020, dia berhasil mencapai babak 16 besar.
Oleh karena itu, Rio merasa kecewa dengan hasil buruknya di Paris 2024. Dia juga merasa bingung dengan perasaan campur aduk atas kegagalannya itu.
“Saya merasa ini menyakitkan dan saya juga merasa seperti kaku. Sejujurnya, saya tidak bisa merasakan apapun. Saya tidak tahu apakah saya harus, sedih, marah atau senang,” kata Rio seperti dilansir dari rilis Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rabu (31/7/2024).
Rio meminta maaf kepada semua orang atas ketidakmampuannya untuk memberikan hasil terbaik di Olimpiade Paris 2024. Meskipun begitu, dia tetap mempertahankan tujuannya untuk berkompetisi di Olimpiade selanjutnya.
Selanjutnya, Rio berencana untuk berdiskusi dengan orang-orang di sekitarnya mengenai partisipasinya di Olimpiade Los Angeles 2028. Dia berjanji akan terus bekerja keras dan tidak akan berhenti untuk mengasah kemampuannya dalam surfing.
Rio juga berterima kasih kepada teman-teman Indonesia yang telah memberikan dukungan, dan berjanji akan bekerja lebih keras untuk Olimpiade Los Angeles 2028. Semoga surfing Indonesia bisa semakin maju, kata Rio.
