Ketika seseorang mengalami kegagalan, seringkali keinginan untuk segera melupakan dan melanjutkan hidup muncul. Namun, menurut Hilda, langkah pertama yang seharusnya dilakukan bukanlah mengabaikan perasaan sedih, melainkan memperjuangkannya. “Saat kita menghadapi kegagalan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengakui perasaan yang muncul. Jika merasa marah, biarkanlah rasa itu keluar, larilah, atau menyanyi. Jika merasa sedih, biarkanlah rasa tersebut terasa. Ambillah waktu untuk meresapi perasaan negatif tersebut,” ungkapnya.
Hilda menekankan bahwa menahan emosi hanya akan memperpanjang rasa sakit batin. Dengan memberikan ruang pada diri sendiri untuk merasakan, seseorang dapat lebih mudah memahami akar penyebab kegagalan dan siap untuk melangkah maju. “Tidak perlu terburu-buru untuk memberi semangat pada diri sendiri,” tambahnya.
Memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk pulih secara emosional bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, hal ini merupakan bukti keberanian untuk menghadapi kenyataan tanpa menyembunyikan kelemahan.



