Sesar Lembang di Jawa Barat, terutama di Bandung dan sekitarnya, merupakan fenomena geologis yang signifikan. Sesar ini memiliki panjang hampir 29 Km dan berada di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, tidak jauh dari Kota Bandung. Menurut penelitian oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sesar Lembang adalah patahan besar di kerak bumi yang mengalami pergeseran batuan secara horizontal ke kiri. Fenomena ini terlihat dari pergeseran Sungai Cimeta hingga mencapai 460 meter di beberapa lokasi.
Selain pergeseran sungai, terjadi juga perubahan tinggi permukaan tanah di sepanjang sesar ini. Secara umum, pergeseran di Sesar Lembang didominasi oleh pergerakan horizontal sekitar 80 hingga 100%, sementara pergeseran vertikal hanya sekitar 0 hingga 20%. Meskipun pergeseran terlihat kecil, namun kecepatan pergerakan Sesar Lembang sekitar 3,4 milimeter per tahun bisa memicu gempa bumi saat terakumulasi dalam waktu yang lama.
Hasil penelitian paleoseismologi menunjukkan bahwa gempa bumi besar dengan magnitudo 6,5 hingga 7 pernah terjadi di masa lalu akibat pergeseran di Sesar Lembang. Berdasarkan kajian jejak gempa, terdapat bukti kejadian gempa besar pada abad ke-15 hingga ribuan tahun yang lalu. Meskipun perkiraan siklus gempa besar berikutnya diperkirakan terjadi sekitar tahun 2170, hal ini bukan jaminan kepastian bahwa gempa akan terjadi.
Penting untuk masyarakat memahami fenomena Sesar Lembang ini agar lebih siap dan waspada dalam menghadapi potensi bencana. Data ilmiah yang menggambarkan sejarah pergeseran dan potensi gempa bumi di daerah ini harus menjadi perhatian bersama untuk menjaga keselamatan dan kewaspadaan.