Penyerang bisa menciptakan jaringan Wi-Fi palsu yang menyerupai jaringan resmi, seperti “Free_Airport_WiFi”, untuk memonitor dan mencuri data pengguna yang terhubung. Kasus nyata pernah terjadi pada tahun 2024, di mana seorang pria menciptakan jaringan palsu di dalam pesawat dan melakukan pencurian data terhadap penumpang.
Pencurian informasi pribadi juga rentan terjadi tanpa enkripsi yang memadai. Data seperti nama lengkap, alamat email, nomor kartu kredit, dan nomor identitas bisa mudah dicuri dari aktivitas browsing biasa. Distribusi malware dan ransomware juga merupakan ancaman serius, di mana penyerang bisa menyisipkan perangkat lunak berbahaya ke dalam koneksi Wi-Fi publik dan menginstalnya ke perangkat pengguna tanpa sepengetahuan mereka.
Malware tersebut dapat membuka celah bagi serangan ransomware, di mana data akan terkunci dan hanya dapat diakses kembali setelah membayar tebusan. Selain itu, pembajakan akun dan sesi juga dapat terjadi saat pengguna login ke akun email atau media sosial saat terhubung ke Wi-Fi publik, memungkinkan peretas mengakses akun tersebut seolah-olah mereka adalah pemiliknya. Hal ini menjadi sangat berbahaya terutama jika berkaitan dengan akun bisnis atau keuangan.
