Pada ajang Swift Student Challenge 2025, sejumlah anak muda Indonesia berhasil menarik perhatian Apple dengan aplikasi yang mereka kembangkan. Dari total 350 aplikasi yang diikutsertakan dalam kompetisi tersebut, 20 pelajar dari Indonesia berhasil terpilih sebagai pemenang. Kompetisi ini diadakan setiap tahun oleh perusahaan teknologi ternama asal Cupertino untuk mendorong para pelajar menunjukkan kreativitas mereka dalam pengkodean menggunakan bahasa pemrograman Swift.
Para pemenang dinilai berdasarkan tingkat inovasi, kreativitas, dampak sosial, dan semangat inklusif yang terwujud dalam aplikasi yang mereka buat. Salah satu aplikasi yang mencuri perhatian adalah HowEyeSee, yang dikembangkan oleh Ali Haidar (23) dari Jakarta. Melalui aplikasi ini, Ali bermaksud untuk memberikan pengalaman edukatif interaktif yang mensimulasikan tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, seperti gangguan kognitif, visual, dan motorik.
Dengan menggunakan teknologi SwiftUI, SceneKit, dan AVFoundation, pengguna aplikasi diajak untuk merasakan langsung kesulitan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas tersebut. Melalui permainan dan simulasi multisensori, Ali berharap dapat meningkatkan empati pengguna terhadap kesulitan yang dihadapi oleh mereka. Keberhasilan anak muda Indonesia dalam kompetisi ini sungguh membanggakan dan menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda tanah air.
