Pihak kepolisian Prancis telah berhasil menggagalkan aksi penculikan terhadap ayah dari seorang pengusaha mata uang kripto yang namanya tidak diungkapkan. Korban ditemukan dan dibebaskan di sebuah rumah di wilayah Essonne setelah sebelumnya diculik di Paris dan ditawan dengan tuntutan tebusan besar mencapai 5 hingga 7 juta euro atau sekitar Rp130,6 miliar. Menurut laporan dari kantor kejaksaan Prancis, lima orang diduga terlibat dalam kasus ini dan kini menghadapi tuduhan serius, termasuk penculikan disertai penyiksaan. Identitas korban maupun pelaku utama belum dipublikasikan.
Pihak berwenang bereaksi cepat setelah menerima informasi tentang penculikan, menyelamatkan korban dari penahanan di pinggiran kota Paris. Langkah ini mendapat banyak pujian, terutama mengingat jumlah uang tebusan yang diminta. Kejadian ini menyoroti risiko keamanan yang meningkat di tengah melonjaknya kekayaan digital, khususnya dalam mata uang kripto. Tokoh-tokoh dan keluarga dalam industri ini semakin rentan sebagai target penculikan atau pemerasan.
Insiden ini bukanlah pertama kalinya terjadi. Awal tahun 2025, salah satu pendiri perusahaan penyimpanan kripto Ledger juga menjadi korban penculikan dengan tuntutan tebusan dalam bentuk mata uang digital. Kejadian seperti ini meningkatkan kekhawatiran akan perlindungan keamanan fisik bagi individu yang terlibat dalam industri kripto. Para pakar keamanan memperingatkan bahwa tanpa langkah preventif, tindakan kriminal semacam ini dapat meningkat.
Aksi penculikan ini dapat merusak kepercayaan terhadap ekosistem kripto, terutama dari segi keamanan. Meskipun aset digital menawarkan potensi keuntungan besar, risiko nyata seperti penculikan menunjukkan bahwa perlindungan fisik terhadap pelaku industri menjadi sama pentingnya dengan perlindungan siber. Pembaca diingatkan bahwa setiap keputusan investasi berada di tangan masing-masing. Pertimbangkan dengan hati-hati sebelum membeli atau menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas hasil keputusan investasi.