Menurut Professor Sergio Alfieri, Paus Fransiskus mengalami momen paling kritis pada tanggal 28 Februari. Hal ini terjadi ketika Paus mengalami krisis pernapasan dan menghirup muntah. Tim dokter harus mengambil keputusan sulit apakah akan melanjutkan pengobatan dengan risiko merusak organ lain atau tidak. Meskipun ada risiko tinggi, tim memilih untuk terus maju dengan semua obat dan terapi yang tersedia.
Keputusan ini diambil setelah perawat pribadi Paus Fransiskus, Massimiliano Strappetti, menyarankan untuk mencoba segala cara yang dapat dilakukan. Hasilnya, keadaan kesehatan Paus kemudian kembali stabil dan ia dapat meninggalkan Rumah Sakit Gemelli pada 23 Maret 2025. Kembali ke Casa Santa Marta, Paus akan menjalani perawatan lanjutan termasuk fisioterapi, terapi pernapasan, dan pemulihan suara.
Namun, pada 21 April 2025, Paus Fransiskus meninggal dunia setelah berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Kedatangan Paus ke Indonesia disambut dengan penuh kehangatan oleh umat Katolik di tanah air. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia.