Honda Tegaskan Kendaraan Elektrifikasinya Bukan Ikut-Ikutan Tren
Honda tidak akan ikut dalam serbuan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia. Perusahaan ini memiliki prinsip bahwa teknologi elektrifikasi bukanlah sekadar tren yang bisa diikuti begitu saja. Meskipun begitu, Honda memiliki visi untuk mencapai net zero emission pada produknya pada tahun 2024.
Yusak Billy, Direktur Sales & Marketing serta After Sales PT Honda Prospect Motor (HPM), menyatakan bahwa elektrifikasi Honda bukanlah mengikuti tren, melainkan merupakan komitmen jangka panjang. Honda baru-baru ini meluncurkan mobil listrik e:N1 untuk pasar Indonesia, dengan sistem sewa seharga Rp22 juta per bulan. Langkah Honda ini berbeda dengan pabrikan mobil listrik kebanyakan yang datang dari China yang menawarkan harga yang lebih kompetitif.
Billy juga menyebut bahwa sudah ada 105 pemesanan unit e:N1, dengan 86 di antaranya sudah kontrak setelah sebulan peluncurannya. Honda juga berencana untuk menambah mobil elektrik dan hybrid ke line-upnya. Di tahun 2025, mayoritas model yang diluncurkan adalah hybrid, sementara untuk 2026 akan ada dua mobil hybrid dan dua mobil listrik berbasis baterai. Hal ini sejalan dengan visi Honda untuk mencapai net zero emission pada 2040. Selain itu, Honda juga akan menyesuaikan produknya dengan kebutuhan konsumen di Indonesia yang terkait dengan infrastruktur yang tersedia.
Dengan komitmen jangka panjang ini, Honda membuktikan bahwa elektrifikasi bukan sekadar tren, melainkan bagian dari visi perusahaan yang lebih luas untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia.