Keamanan siber menjadi tantangan besar bagi perusahaan global saat ini. Menurut riset terbaru dari Institute for Business Value (IBV) IBM dan Palo Alto Networks, perusahaan-perusahaan mengelola banyak solusi keamanan dari berbagai vendor yang mengakibatkan fragmentasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya operasional tetapi juga menghambat inovasi dalam perusahaan.
Menurut laporan “Capturing the Cybersecurity Dividend: How Security Platforms Generate Business Value”, sebanyak 52 persen eksekutif melihat kompleksitas sebagai hambatan utama dalam operasi keamanan siber. Integrasi keamanan yang lebih baik juga dianggap penting bagi transformasi digital dan tata kelola bisnis yang berkelanjutan.
Dampak dari kompleksitas dan fragmentasi keamanan siber tidak main-main. Para pemimpin bisnis memperkirakan bahwa perusahaan dapat kehilangan hingga 5 persen dari pendapatan tahunan akibat masalah keamanan siber. Ini berarti perusahaan dengan pendapatan USD 20 miliar bisa merugi hingga USD 1 miliar setiap tahunnya.
Mark Hughes, Global Managing Partner for Cybersecurity Services, IBM, menekankan bahwa tantangan utama bagi perusahaan saat ini adalah bagaimana mereka bisa memperbarui sistem keamanan tanpa menambah kompleksitas dan biaya. Para eksekutif keamanan siber harus bisa melindungi aset perusahaan, mendukung inovasi, dan mendapatkan manfaat dari investasi keamanan siber agar perusahaan dapat terus berkembang dan mencapai tujuan mereka.